Menjelang Pencoblosan Pilkada Pessel pada tanggal 27 November 2024, suasana semakin memanas dan penuh ketegangan

Dengan berbagai aktivitas kampanye yang kian intensif, masyarakat di Pesisir Selatan merasakan getaran politik yang kian jelas, seolah mendesak mereka untuk memilih dengan bijak. Keberadaan baliho calon, perdebatan di media sosial, serta penampilan calon bupati dalam berbagai forum membangkitkan semangat warga untuk terlibat dalam proses demokrasi ini.

Pilkada Pessel mulai menjadi semakin kulit tipis setelah pernyataan kontroversial oleh anggota DPR-RI, Andre Rosiade, yang mengklaim bahwa salah satu calon bupati Pessel adalah pilihan Prabowo Subianto, Presiden RI. Klaim ini menimbulkan gelombang pro dan kontra yang kuat di antara masyarakat setempat, dengan sebagian warga merasa terprovokasi sementara yang lain menanggapinya dengan skeptis. Ini bukan hanya tentang siapa yang akan memimpin Pessel ke depan, tetapi juga tentang integritas dan keadilan dalam proses pemilihan itu sendiri.

Pernyataan yang dianggap sesat ini telah menimbulkan bermacam reaksi di tengah masyarakat Pesisir Selatan. Beberapa kelompok aktif menyuarakan keprihatinan mereka, menuntut agar anggota DPR-RI tersebut lebih bijaksana dalam melontarkan pernyataannya. Masyarakat Pessel selama ini dikenal memiliki budaya politik yang baik, di mana mereka mengedepankan semangat “Badunsanak” atau saling menghargai, serta menjunjung tinggi persatuan dalam perbedaan. Mereka khawatir jika pernyataan konyol dari anggota DPR-RI ini terus berlanjut, maka pilkada yang seharusnya damai dapat berujung pada ketidakpuasan dan bahkan konflik.

Bukan tanpa alasan, sepanjang sejarah penyelenggaraan pilkada, masyarakat Pessel telah menunjukkan kedewasaannya. Mereka sangat menghargai proses demokrasi, dan berharap agar semua pihak dapat berperan aktif dalam memberikan pendidikan politik yang baik dan konstruktif. Keterlibatan seluruh elemen masyarakat serta para pemangku kepentingan adalah kunci untuk meraih kesuksesan di pesta demokrasi ini.(Alpin)