Menjelang pemilihan bupati di Pesisir Selatan, suasana politik mulai menghangat. Sejumlah kandidat telah mendaftar untuk berkompetisi, dan berbagai diskusi berlangsung di setiap sudut. Dari warung kopi hingga forum diskusi formal, masyarakat berdiskusi mengenai siapa sosok pemimpin yang layak mereka pilih. Pertanyaan besar muncul: “Siapakah yang akan memimpin Pesisir Selatan ke arah yang lebih baik?” Atmosfer ini menandai pentingnya partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpin yang ideal.
Mardianton, seorang aktivis sosial, menyampaikan pandangannya tentang pemimpin yang diharapkan masyarakat. Ia berpendapat bahwa pemimpin ideal ibarat pilot pesawat; mereka harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai agar tidak mengalami kecelakaan. Dalam konteks pemerintahan, seorang pemimpin yang baik harus memiliki kecerdasan, ketangguhan, dan karakter yang kuat untuk memenuhi tantangan yang ada di Pesisir Selatan. Kesadaran akan tantangan ini penting dalam membangun visi untuk masa depan daerah.
Lebih lanjut, Mardianton menekankan bahwa pemimpin yang baik harus memahami kebutuhan masyarakat. “Pemimpin harus mampu beradaptasi dengan karakter lokal, menjadi pelayan masyarakat, serta menjaga integritas,” katanya. Keteladanan dan komitmen untuk memajukan daerah sangat ditekankan, sebagai bagian dari tanggung jawab pemimpin untuk mewujudkan harapan publik. Integritas menjadi pondasi bagi setiap tindakan yang dia lakukan dalam menjalankan roda pemerintahan.
Karakteristik pemimpin yang diinginkan masyarakat juga dibahas Mardianton. Menurutnya, pemimpin harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, keberanian dalam mengambil keputusan, serta ketenangan dalam situasi bertekanan tinggi. Hal ini dianggap penting agar pemimpin dapat menghadapi berbagai tantangan yang akan datang dan memecahkan masalah secara efektif. Kualitas ini akan mempengaruhi citra dan efektivitas kepemimpinan di masa depan.
Mardianton juga memberikan perbedaan antara “bos” dan “pemimpin”. Ia menilai bahwa bos cenderung mengandalkan kekuasaan untuk mengontrol, sedangkan pemimpin sejati mampu menginspirasi dan membangun rasa hormat. “Pemimpin berbicara dengan kata ‘kita’, bukan ‘saya’,” tambahnya. Prinsip kerja sama ini sangat penting dalam menciptakan pemerintahan yang berorientasi pada masyarakat dan mengajak semua pihak berkontribusi dalam berbagai kebijakan.
Menjelang pemilihan, Mardianton mengingatkan masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh politik pencitraan. “Kita harus bijak dalam memilih, jangan terpecah belah oleh narasi berbahaya,” ujarnya. Masyarakat diharapkan mampu menyaring informasi dan tidak mudah terombang-ambing oleh kampanye yang tidak bertanggung jawab. Hak pilih adalah tanggung jawab yang harus digunakan dengan bijaksana untuk menciptakan masa depan Pesisir Selatan yang lebih baik. (Alpin)