Category: Agama


  • Menata dan Menggerakkan Ekonomi Umat Berbasis Masjid

    Oleh :  Dr (c) Mardianton, S.EI., M.Pd ( Wakil Ketua PDM Kabupaten Pessel Bidang Ekonomi Syariah)

    Bismillahirrahmanirrahim

    Pada kesempatan ini, mari kita membahas bagaimana menata dan memperbaiki ekonomi umat berbasis masjid dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada.

    Masjid merupakan pusat kegiatan umat Islam, tidak hanya sebagai tempat ibadah ritual tetapi juga sebagai pusat pengembangan ekonomi dan sosial. Dalam sejarah Islam, masjid di zaman Rasulullah SWA digunakan sebagai tempat bermusyawarah, mengelola harta umat, bahkan membangun solidaritas ekonomi melalui zakat, infak, dan sedekah. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 60 bahwa; zakat harus disalurkan kepada delapan asnaf, salah satunya fakir miskin. Ini adalah bukti nyata bahwa ekonomi umat perlu diperhatikan dan masjid bisa menjadi sentral pengelolaannya.

    Untuk menggerakkan ekonomi berbasis masjid, langkah pertama adalah membentuk Baitul Maal modern di setiap masjid. Baitul Maal ini berfungsi untuk mengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf secara transparan dan akuntabel. Hasil pengelolaan dana ini dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan, pemberian modal usaha, dan pendirian koperasi berbasis masjid. Rasulullah bersabda, ”Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan pentingnya pemberdayaan agar umat menjadi mandiri secara ekonomi.

    Langkah kedua adalah mengoptimalkan potensi jamaah dan lingkungan sekitar masjid. Masjid dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi dengan mendirikan pasar halal, kios-kios UMKM, atau koperasi syariah. Sebagai contoh, masjid dapat menyediakan fasilitas bagi pedagang kecil untuk menjajakan produk mereka setelah shalat Jumat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik usaha adalah usaha seorang pedagang yang jujur dan amanah”. (HR. Tirmidzi). Ini adalah dorongan agar umat Islam aktif dalam kegiatan ekonomi yang halal dan penuh keberkahan.

    Langkah ketiga adalah kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga keuangan syariah, dan komunitas masyarakat. Masjid dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan platform digital yang menghubungkan produsen dengan konsumen dalam komunitas jamaah. Dengan demikian, aktivitas ekonomi berbasis masjid bisa lebih luas jangkauannya dan memberikan dampak besar. Allah berfirman dalam Surah Al-Maidah ayat 2, “Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan”.

    Akhirnya, untuk menata ekonomi umat, kita perlu menanamkan kesadaran bahwa harta adalah amanah dari Allah yang harus dikelola dengan baik. Dengan menghidupkan kembali peran masjid sebagai pusat ekonomi, kita tidak hanya memperbaiki taraf hidup umat, tetapi juga menegakkan syariat Islam secara kaffah. Mari bersama-sama menjadikan masjid sebagai pusat kebangkitan ekonomi yang berlandaskan iman dan takwa.

    Semoga Allah meridhoi ikhtiar kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.



  • Muswil PW DMI Sumatera Barat ke-10 diadakan di Auditorium Istana Gubernur Sumatera Barat

    Acara ini menjadi momen penting bagi perkembangan organisasi DMI (Dewan Masjid Indonesia) di wilayah Sumatera Barat, yang menyatukan semua elemen masyarakat untuk mendorong kemajuan dakwah dan pemanfaatan masjid sebagai pusat kegiatan, Sabtu 14/12/2024

    Muswil PW DMI Sumatera Barat ke-10 dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Ketua Umum DMI Pusat, H. Yusuf Kalla yang diwakili oleh Wakil Ketua umum Imam Darul Kudni, MA  yang memberikan sambutan hangat dan motivasi kepada para peserta. Dia diiringi oleh pengurus pusat lainnya, yang turut serta dalam acara ini untuk memperkuat jaringan dan kolaborasi antar daerah dalam pengembangan dakwah.

    Kehadiran seluruh ketua PD (Pengurus Daerah) dari Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat semakin menambah bobot acara ini, menunjukkan keseriusan dan komitmen mereka terhadap misi DMI.

     Di antara para tamu, Kabupaten Pesisir Selatan mengutus Ketua DMI, Buya Aprizal, bersama Nofri Yendra, Adril Maiyanto, dan Ulta Muhamadi dan juga ketua Masjid Akbar Baiturrahman Painan, yang sangat berperan aktif dalam kegiatan dakwah dan sosial di Pesisir Selatan. Tak kalah penting, acara tersebut dihadiri oleh  Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh  Kabag Kesra Provinsi Sumbar, yang menunjukkan dukungan pemerintah terhadap inisiatif DMI.

    Hal ini diharapkan akan memperkuat sinergi antara organisasi masyarakat dan lembaga pemerintahan dalam menjalankan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

    Dalam laporan pertanggungjawaban yang disampaikan oleh Ketua DMI Provinsi Sumatera Barat, Prof.Dr. Duski Samad, M.Ag, ia menjelaskan pentingnya posisi DMI sebagai organisasi organik yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Ia menekankan bahwa DMI bukan hanya sekadar lembaga dakwah, tetapi juga sebagai pendorong perubahan sosial yang relevan, dengan tujuan agar umat dapat lebih mencintai masjid sebagai pusat kegiatan spiritual dan sosial. DMI Provinsi Sumatera Barat telah berhasil memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat, terutama dalam menciptakan kesadaran dan cinta terhadap masjid, serta program-program sosial yang membantu korban bencana alam.

    Ketua DMI Provinsi berharap agar masjid dapat dijadikan pusat kegiatan umat dari semua lini, termasuk pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial lainnya. Melihat ke depan, ketua DMI Provinsi mengharapkan pengelolaan masjid dapat dilakukan dengan pendekatan berbasis teknologi. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, diharapkan pengelolaan kegiatan masjid dapat berjalan lebih efisien dan transparan, serta dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap program yang diadakan.

    Dengan demikian, masjid tidak hanya akan menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat inovasi sosial yang dapat merangkul seluruh elemen masyarakat.

    Pada Muswil PW DMI Sumatera Barat ke 10 di Auditorium Istana Gubernur Sumatera Barat tersebut Prof.Dr.Ganefri, Phd  terpilih secara Aklamasi menjadi Ketua DMI Sumatera Barat periode 2024 – 2029 .(Alpin)



  • Pengukuhan Pelantikkan Imam khotib Nagari Koto Nan Tigo Selatan – Surantih di Masjid Nurul Yaqin , Jumat 6/12/2024

    Acara Pengukuhan dan Pelantikan tersebut di hadiri oleh Wakil Bupati Terpilih Dr.Risnaldi Ibrahim,  program  pelatihan Imam dan khotib ini merupakan salah satu  Program  dari  Bupati terpilih HJ-RI  yang tertuang pada  Visi dan Misinya.

    Hadir juga KUA  Surantih  Buya Nofri Yendra S.HI, MH, Saidal Masfiuddin serta tokoh masyarakat lainnya. Acara ini terlaksana atas partisipasi masyarakat Koto Nan Tigo Selatan yang bekerja sama dengan Bamus Nagari, didukung oleh pemerintahan Nagari Koto Nan Tigo Selatan. Pelatihan imam khotib ini memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu untuk memperkokoh tegaknya panji-panji Islam di Nagari Koto Nan Tigo Selatan.

    Dalam upaya ini, para imam khotib yang dilantik tidak hanya bertugas untuk memimpin ibadah, tetapi juga berperan sebagai pengayom dan motivator bagi masyarakat. Mereka diharapkan mampu menjadi teladan bagi anggota suku yang mereka wakili, sehingga dapat menciptakan harmoni antar suku di dalam nagari ini.

    Mengingat keragaman budaya dan tradisi yang ada, keterampilan interpersonal para khotib menjadi penting agar pesan-pesan keagamaan dapat diterima dengan baik oleh semua kalangan.

    Dalam kehidupan sosial, kita melihat betapa beban tanggung jawab imam khotib itu cukup berat. Oleh karena itu, penting untuk meringankan beban mereka dengan melibatkan imam khotib dari berbagai suku yang ada di nagari tersebut.

    Sistem kolaboratif ini diharapkan akan memperkuat dan memperluas dampak positif dari setiap kegiatan yang dilaksanakan. Artinya, ibarat membangun sebuah menara, kita menyusun tembok-tembok kecil agar menara itu bisa berdiri kokoh, menara itu adalah imam para khotib dari suku-suku yang ada, yang diibaratkan sebagai bata-bata kecilnya.

    Melalui sinergi ini, harapan kita  akan terwujudnya masyarakat yang lebih religius dan saling menghormati di Koto Nan Tigo Selatan dapat tercapai dengan lebih baik, membawa keberkahan bagi semua (Alpin)



  • Menurut Buya Dodon Hardiman, M.Ag

     

    Memilih Pemimpin Masa Depan Yang Ideal

    Pemimpin adalah seorang yang mampu menuntun atau mengarahkan, memotivasi  individu kelompok  masyarakat  yang tingkat pendidikan nya berbeda- beda  untuk tujuan kemaslahatan atau tujuan umum yang dapat membantu masyarakat untuk lebih baik dari  berbagai segi apapun yang bernilai positif.

    Dalam Islam kita di arakan memilih pemimpin yang  Sidiq artinya selalu berbuat benar sesuai dengan tuntunan Alqur’an dan sunnah. Menyampaikan kebenaran dan mempertahankan kebenaran serta mengaplikasikan dalam kehidupan  bermasyarakat karena kebenaran itu datang dari Allah dan tidak akan dapat di katakan,  Firman Allah Qs.2 Ayat 147. berbunyi : Sesungguhnya kebenaran dari Allah dan jangan ragukan kebenaran itu.

    Pemimpin harus Amanah dan bertangung jawab atas apa yang ia ucapkan dan apa yang ia kerjakan  hadis  Rasulullah diriwayatkan  bukhari setiap kita adalah pemimpin dan akan di minta pertanggung jawabannya.

    Pemimpin harus Fatonah cerdas punya ke ahlian profesional dan profosional   mampu membawa perobahan yang positif  terhadap masyarakat atau kelompok yang ia pimpin, pemimpin harus paham dengan aturan dan mampu menggerakan masyarakatnya untuk terus berkreaktivitas memberikan langkah- langkah srategis untuk menambah kesejahteraan bagi  yang ia pimpin.

    Pemimpin harus bersiapat Tabligh mampu menyampaikan visi dan misi atau rencana  apa yang menjadi tujuan yang akan di capai selama kepemimpinan nya. Dan mengajak kepada kebaikan  Firman Allah Qs.3 ayat 110 kamu adalah umat terbaik yang mengajak manusia kepada kebaikan  menyuruh yang Ma’ruf dan Mencegah yang Mungkar dan beriman kepada Allah

    Pemimpin  yang harus kita cari adalah pemimpin yang  berilmu dan  yang taat pada agama dan negara  gemar berbuat baik  jelas visi dan misi nya berkualitas, integritas dan loyalitas yang tinggi terhapat yang ia pimpin

    Larang memilih pemimpin  yaitu Pemimpin yang tidak patuh pada ajaran agama  yang mengabaikan perintah Allah dan  tidak Sholat,  tidak puasa dan tidak terpaut hatinya untuk agama  Allah.

    Pembohong atau pendusta pemimpin yang suka berdusta cendrung hanya menebarkan janji  janji manis, bermungka dua dan membuat harapan kita tidak dapat terlaksana   firma Allah Qs 68  ayat 8-9.

    Janganlah engkau patuhi atau percayai orang yang pendusta jika engkau bersifat lunak terhadap mereka, mereka  juga akan seperti itu pula.

    Kita dilarang memilih pemimpin yang suka  bersumpah dan suka menebar fitnah Qs.68 ayat 10-11. Janganlah  kamu patuhi atau percayai orang yang suka bersumpah dan orang yang suka menebar fitnah

    Kita juga dilarang  memilih pemimpin yang suka berdukun atau hal yang  berbau syirik

    Kita juga di larang memilih pemimpin  suka menyegok,   sogok menyogok akan menimbulkan korupsi  karena prinsipnya ia menghitung antara  untung dan rugi

    menjadi pemimpin  bukan karena  tujuan untuk kebaikan, “hadist Rasululah yang menyegok dan menerima sogok akan masuk neraka”.

    Pemimpin yang mementingkan pribadi dan keluarga atau kelompok tertentu  pada prinsip nya pemimpin  adalah  orang yang dapat memberi manfaat untuk sesama, sebaik – baik kamu adalah orang yang memberi manfaat pada orang lain.

    Pimpinan yang tidak jelas visi dan  misinya  seorang yang ingin menjadi pemimpin hanya untuk kekuasaan semata. Mari kita cerdas memilih pemimpin  semoga kita mendapatkan pemimpin yang betul – betul memikirkan masyarakatnya  dan tidak memikirkan pribadi atau kelompok tertentu.



  •  

    Pimpinan Daerah Aisyiah Muhammadiyah Kabupaten Pessel Gelar pengajian rutin bulanan di Masjid Darul Fallah Salido, Minggu 3/11/2024

    Acara pengajian rutin bulanan  ini sudah menjadi sarana untuk memperkuat tali silaturahmi antar anggota muhammadiyah, dan juga sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan. Undangan yang hadir pada kesempatan istimewa ini sangat beragam, mencakup tokoh-tokoh penting dalam organisasi serta masyarakat umum. Diantaranya adalah Ketua PDM Kabupaten Pessel, Buya H. Aprizal, yang selalu menginspirasi dengan pemikirannya yang mendalam tentang kebutuhan spiritual umat.

    Selain itu,  hadir juga  Ketua LKAAM  Pesisir Selatan Syafrizal Ucok Mantan Bupati  Mentawai. Calon  Wakil Bupati Pessel Dr. Risnaldi Ibrahim, menunjukkan dukungannya terhadap kegiatan keagamaan dan keinginan untuk mendekatkan diri dengan warga Muhammadiyah.

    Ketua  Pimpinan Aisyiah Pesisir Selatan  Dra.Hj. Nasrida

    juga turut hadir untuk memperkuat aspirasi perempuan dalam ber muhammadiyah. Peserta yang datang tidak hanya terdiri dari pemimpin daerah, tetapi juga berbagai pelaku amal usaha dan simpatisan

    Penceramah dalam acara pengajian tersebut  diisi oleh Buya H. Zaitul Ikhlas Sa’ad, M.Si Wakil Ketua PWM Sumatera Barat

    Dalam ceramahnya Buya Zaitul menyampaikan tentang kepemimpinan masa depan dengan tema

    “Merangkul Umat untuk Dakwah  Berkemajuan di Negeri Sejuta Persona”.(Alpin)



  •  

    Tokoh Muda Pesisir Selatan, Buya Dodon Hardiman, M.Ag Memberikan Ceramah Agama di Masjid Al-Hakim Islamic Center Padang

    Buya Dodon Hardiman, M.Ag  yang dikenal luas karena pemikirannya yang progresif dan konsisten dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat, baru-baru ini memberikan Ceramah Agama di Masjid Al-Hakim Islamic Center Padang. Dalam ceramah tersebut, beliau menyampaikan tema yang sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini, yaitu pentingnya penerapan prinsip-prinsip keadilan dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan gaya penyampaian yang menginspirasi dan penuh semangat, Buya Dodon berhasil menarik perhatian jamaah yang hadir. Selain itu, beliau juga mengajak generasi muda untuk aktif berkontribusi dalam kegiatan sosial dan keagamaan, dengan harapan dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling menghargai.

    Kesempatan ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi ilmu, tetapi juga sebagai platform untuk memperkuat solidaritas antarumat beragama di daerah tersebut.

    Baru-baru ini, Buya Dodon Hardiman M.Ag memberikan Ceramah Agama di Masjid Al-Hakim Islamic Center Padang, dan acara ini disambut antusias oleh Jamaah setempat. (Alpin)



  • Dandim 0311/Pessel Letkol Inf. Ery Siregar Pergi Melayat ke Rumah Duka Mertua Dan Unit Intel Kodim Lettu Antoni di Laban Kecamatan IV Jurai, 23/10/2024

    Pada tanggal 23 Oktober 2024, Dandim 0311/Pessel, Letkol Inf. Ery Siregar, melakukan kunjungan melayat ke rumah duka mertua salah satu anggotanya. Kegiatan ini tidak hanya merupakan bentuk kapabilitasnya sebagai seorang pemimpin militer, tetapi juga sebagai bagian dari tradisi dan etika sosial yang ada di masyarakat. Kunjungan ini menunjukkan kepedulian Dandim terhadap anggota dan keluarganya, memperkuat hubungan antara aparat militer dengan komunitas di sekitarnya.

    Dalam konteks sosial masyarakat, Dandim berperan sebagai figur yang tidak hanya menjalankan tugas militer, tetapi juga sebagai panutan dalam kebersamaan dan empati. Kunjungan melayat dianggap sebagai salah satu cara untuk menunjukkan rasa duka cita dan solidaritas, yang sangat dihargai oleh masyarakat. Dalam situasi seperti ini, kehadiran seorang pemimpin mampu memberikan kekuatan moral bagi keluarga yang berduka, serta menegaskan pentingnya dukungan sosial dalam menghadapi kehilangan.

    Selain Dandim, anggota Unit Intel Kodim, Lettu Antoni, juga hadir dalam kunjungan tersebut. Kehadiran Lettu Antoni menambah bobot dan makna dari kunjungan ini, mencerminkan kekompakan dan dukungan satuan militer terhadap anggotanya. Masyarakat setempat sangat mengapresiasi kehadiran mereka, merasa bahwa rasa kebersamaan dan kepedulian itu memperkuat ikatan sosial dalam komunitas.

    Reaksi masyarakat terhadap kunjungan Dandim dan tim sangat positif. Mereka merasa terhormati dan diperhatikan, sehingga memperkuat rasa persatuan dalam menghadapi kesedihan. Masyarakat seringkali memandang kunjungan seperti ini sebagai bentuk pembuktian bahwa aparat militer tidak hanya berfungsi untuk menjaga keamanan, tetapi juga peduli terhadap kondisi sosial masyarakat di mana mereka bertugas.

    Keberlangsungan tradisi melayat ini mencerminkan nilai-nilai kebaikan dan kepedulian antar sesama. Dalam konteks yang lebih luas, kunjungan Dandim 0311/Pessel ke rumah duka menjadi simbol dari kebersamaan dan solidaritas dalam menghadapi masa-masa sulit. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan sosial, dukungan emosional dari individu lain, termasuk para pemimpin, dapat memberikan penguatan yang sangat dibutuhkan dalam situasi duka cita (Alpin)



  • Musabaqah Tilawatil Qur’an ke XLI Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan dibuka Bupati Pessel Dr. Erasukma Manaf

    Kecamatan Sutera menjadi tuan rumah bagi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang ke XLI untuk tingkat Kabupaten Pesisir Selatan, 21/10/2024.

    Acara ini diselenggarakan di UDKP Kantor Camat Sutera, menyuguhkan suasana yang kental dengan nuansa religius dan kebersamaan. Penyelenggaraan MTQ ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an. Inisiatif semacam ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk mendalami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci Alqur’an.

    Pada pembukaan acara, Gubernur Plt  Sumbar Audy  dan Bupati Pesisir Selatan, Pjs. Dr. Erasukma Manaf , ST. MM, memberikan sambutan yang hangat dan penuh motivasi. Dalam pidatonya, Bupati menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya dalam memperkuat keimanan dan ketakwaan umat Islam. Bupati  berharap melalui MTQ ini, rasa persatuan dan kesatuan di antara masyarakat dapat semakin terjalin erat. Dengan berpartisipasinya 15 Kecamatan dari seluruh Pesisir Selatan, acara ini pun diharapkan dapat menciptakan ikatan yang semakin kuat antar warga.

    Acara ini juga dihadiri oleh tokoh agama dan pejabat setempat, termasuk Kemenag Kabupaten Pessel, H. Abrar, M, serta Sekda Pesisir Selatan Mawardi Roska. Kehadiran mereka bukan hanya sekadar simbol, tetapi sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pengembangan syiar Islam di Kabupaten Pesisir Selatan. Aktivitas ini menampilkan berbagai kategori lomba, dari tilawah hingga tafsir, yang semuanya bertujuan untuk menggali dan menampilkan potensi terbaik dalam kalangan masyarakat. Keberadaan ormas Islam Muhammadiyah  dan organisasi lainnya juga menambah warna dalam perayaan ini, menciptakan suasana yang harmonis dan penuh keceriaan.

    Dengan terselenggaranya MTQ ini, panitia berharap dapat meningkatkan minat baca dan pemahaman Al-Qur’an di kalangan masyarakat. Keberhasilan acara ini akan menjadi motivasi untuk kegiatan serupa di masa depan, yang tak hanya fokus pada kompetisi, tetapi juga pada pendidikan dan pembinaan karakter masyarakat. Akhirnya, semoga melalui kegiatan ini, banyak generasi muda yang terinspirasi untuk lebih mendalami nilai-nilai Qur’ani, sehingga tercipta kader-kader penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlaqul karimah (Alpin)



  • Ekonomi Umat Berbasis Masjid: Solusi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Selatan

    nrtvnews.live Pesisir Selatan – Masjid bukan hanya tempat ibadah, melainkan pusat pemberdayaan ekonomi umat yang mampu mengurangi kemiskinan di lingkungan sekitar. Mardianton, mahasiswa S3 Fakultas Ekonomi Jurusan Kajian Lingkungan dan Pembangunan UNP, berpendapat bahwa masjid memiliki potensi besar sebagai pusat gerakan ekonomi yang bisa memajukan kesejahteraan umat.

    Berdasarkan data BPS Pesisir Selatan tahun 2024, terdapat 547 masjid dan 924 musala di kabupaten ini. Jika masjid dan musala ini diberdayakan secara optimal, dampaknya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat akan sangat signifikan. ”Masjid bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi yang mendorong kemandirian jamaah dan masyarakat sekitar”, ungkap Mardianton.

    Berbagai program bisa dijalankan melalui masjid, mulai dari edukasi ekonomi hingga pemberdayaan UKM berbasis jamaah. Keuangan masjid yang sudah mapan juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan usaha berbasis syariah. Hal ini diharapkan dapat melahirkan unit usaha baru yang dikelola oleh jamaah dan warga sekitar, sehingga pampu memperkuat ekonomi umat.

    Selain itu, pengurus masjid juga diharapkan ikut berperan aktif dalam kegiatan ekonomi ini. Pengurus bisa membantu dalam pemasaran produk UKM yang dihasilkan jamaah, sehingga produk mereka memiliki akses pasar yang lebih luas tambah Mardianton. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk mengakomodir manajemen dan mengorganisir kegiatan UKM yang telah dilakukan oleh Jemaah dan masyarakat disekitar masjid, seperti; pembentukan koperasi syari’ah di Masjid. Partisipasi aktif dari pengurus masjid ini tentu akan memperkuat ekosistem ekonomi umumat berbasis masjid.

    Sistem ekonomi syariah yang diterapkan di masjid juga dapat menjadi solusi untuk menghindari praktik riba yang merugikan masyarakat. Seperti maraknya usaha usaha berkedok koperasi yang berkeliaran di Pesisir Selatan dengan menerapkan bunga yang tinggi. Hal ini dapat diantisipasi denga dana zakat, infak, dan wakaf produktif bisa dimanfaatkan sebagai modal usaha bagi jamaah yang membutuhkan. Maka, dengan ini, diharapkan tidak ada lagi masyarakat di sekitar masjid yang hidup di bawah garis kemiskinan yang tereksploitasi dengan riba.

    Tentu saja, upaya ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Terutama Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan MUI Pesisir Selatan, serta tokoh masyarakat dan pemerintah daerah, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan gerakan ekonomi berbasis masjid ini. Oleh karena itu kita sangat berharap dari kolaborasi yang kuat akan memastikan keberlanjutan program ini.

    Dengan memanfaatkan potensi masjid sebagai pusat gerakan ekonomi, Pesisir Selatan memiliki peluang besar untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Upaya ini diharapkan mampu menjadi solusi nyata dalam mengentaskan kemiskinan di Pesisir Selatan (Alpin)



  • Pertemuan Luar Biasa Komisi Da’wah MUI Kabupaten Pessel

    Rabu, 11/9/2024. Di sebuah ruangan rapat di Kacabdin Painan, tim superhero dari Komisi Da’wah dan Komisi Pendidikan berkumpul. Dengan semangat dan beberapa camilan di meja, mereka siap membahas isu yang cukup serius: penyakit masyarakat di kalangan remaja. Memimpin rapat adalah Hardimen dari Komisi Da’wah dan Muslim Arif dari Komisi Pendidikan, yang selalu siap berinovasi. Keduanya adalah duet seru yang siap menghadapi tantangan dengan humor dan strategi.

    Suasana menjadi riuh saat mereka mulai mengungkapkan kekhawatiran mengenai penyakit masyarakat di Pesisir Selatan. “Kita harus beraksi! Ini darurat!” teriak Muslim Arif dengan ekspresi serius namun tetap lucu. Para peserta rapat yang hadir, seperti Elpinas. Ibu Rika Sastralina, Zamroni dan Fakhrial Amir, saling bertukar ide tentang cara menangani masalah yang mengganggu remaja dan pelajar ini. Dengan 25 SMA Negeri dan 9 SMK negeri dan 8 Swasta yang ada, kenyataannya memang membutuhkan solusi yang tepat dan cepat.

    Dengan rasa percaya diri, Muslim Arif menyampaikan harapannya tentang kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak. “Jika kita bersatu, kita pasti bisa mengatasi masalah ini dengan sukses! Yuk, bergerak bersama!” serunya menggebu-gebu. Kacabdin Wilayah VII pun siap memberikan fasilitas yang diperlukan untuk rapat-rapat selanjutnya, dan suasana semakin akrab ketika semua peserta mulai menyantap camilan sambil merumuskan strategi.

    Pertemuan ini tidak hanya sekadar diskusi, tetapi juga menjadi ajang memperkuat kerja sama di antara mereka. Dengan semangat komitmen yang tinggi, mereka pun menandakan bahwa periode darurat penyakit masyarakat di Pesisir Selatan akan segera berakhir. Selain itu, mereka pun bertekad untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi para pelajar. Momen berharga ini adalah awal dari langkah berani mereka.

    Saat pertemuan berakhir, semua peserta merasa terinspirasi dan siap untuk mengimplementasikan ide-ide yang telah dibahas. “Bersama kita bisa!” teriak Hardimen, diiringi gelak tawa dan tepuk tangan meriah. Dengan komitmen dan integritas, komisi-komisi ini siap menghadapi tantangan, menghadirkan solusi, dan membawa Pesisir Selatan menuju masa depan yang lebih cerah.(Alpin)



  • Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pesisir Selatan Buya Aprizal mengalokasikan pemahaman bahwa politik tidak selalu identik dengan tindakan yang kotor. Muhammadiyah memandang politik sebagai sebuah media untuk berdakwah dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat. Dengan mengedepankan nilai-nilai moral, organisasi ini berupaya untuk terlibat dalam kontestasi politik tanpa harus berafiliasi dengan partai politik tertentu, karena memahami bahwa kehadiran mereka di dalam dunia politik adalah demi kepentingan bersama.

    Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pesisir Selatan, Buya Aprizal, menegaskan pentingnya keterlibatan aktif kader Muhammadiyah dalam politik menjelang pemilu serentak 2024. Ia berpesan kepada seluruh kader untuk tidak bersikap apatis, karena sikap acuh terhadap politik dapat berdampak negatif terhadap upaya dakwah yang telah dijalankan. Dalam konteks ini, politik dilihat bukan hanya sebagai sarana pencapaian kekuasaan, tetapi juga sebagai alat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengupayakan perubahan yang lebih baik.

    Pentingnya hubungan yang seimbang antara kekuasaan, ekonomi, dan budaya ditekankan oleh Buya Aprizal. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan dapat mendukung kelancaran dakwah. Tanpa adanya dukungan dari kekuasaan, sebuah komunitas dapat kehilangan arah dalam upaya penyebaran nilai-nilai kemanusiaan yang diusung. Oleh karena itu, kader harus memiliki keberanian untuk terlibat dan mengambil bagian dalam dinamika politik yang ada.

    Namun, ketika terjun ke dunia politik, para kader Muhammadiyah harus senantiasa memprioritaskan moral dan mengimplementasikan visi dan misi organisasi dalam setiap tindakan. Realisasi program yang ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat harus menjadi komitmen bersama yang dipegang teguh. Dengan fondasi moral yang kuat, para kader diharapkan dapat menjaga integritas dan keberimbangan dalam melaksanakan peranan mereka di tengah-tengah masyarakat.

    Keberadaan sumber daya manusia (SDM) Muhammadiyah yang kompeten juga menjadi faktor penentu dalam konteks politik. Dengan memahami dinamika dan tantangan yang ada, kader Muhammadiyah diharapkan tidak hanya menjadi pengikut, melainkan juga menjadi penggerak perubahan yang positif. Hal ini sejalan dengan peran Muhammadiyah sebagai penyejuk dalam masyarakat, yang perlu menjadi jembatan dalam menyampaikan aspirasi dan kebutuhan umat kepada para pengambil keputusan politik.(Alpin)